phone: +62815-7104409
e-mail: adjat91@gmail.com

Sunday, January 11, 2015

MENAKLUKAN BOS SENSING



Tipe Bos Sensing memiliki kecerdasan inderawi yaitu bos yang suka ngatur, rajin, ulet, ingin selalu hadir, selalu berperan, ingatan kuat, detil dan rinci, transaksional, suka kerja dan cenderung tidak suak diskusi apalagi menggosip, menyukai kecepatan, mengejar jumlah dan skala serta efisiensi, cenderung praktis, jangka pendek dan andalkan pengalaman. Kelemahanya adalah dalam melihat visi jangka panjang, lemah dalam inovasi, cenderung tidak berpola.
1. Perinsip pertama menaklukan melalui mesin kercerdasannya :
v  Dia itu suka ngatur dan  cerewet : bos yang suka menguasai dan mengatur dapat tampil dalam banyak bentuk dan jenis. Bos yang tak pernah puas dengan pekerjaan bawahannya, dan selalu tak pernah puas dengan pekerjaan anda. Langkahnya adalah sering-seringlah melaporkan aktivitas kerja dan jika ada yang salah cara, sikap atau hasil tanyakan apa yang sebaiknya sebagai bagian dari perbaikan.
v  Dia yang rajin dan ulet, selalu hadir dan berperan :  menghadapi Bos yang super rajin cukup anda mengikuti ritme kerja mereka, ya ikuti kerajinan mereka minimal datang ke tempat kerja tepat waktu.
Anda mungkin harus bangun pagi lebih awal. Bangun pagi ternyata sudah menjadi tradisi yang dilakukan para bos, termasuk perusahaan teknologi. Menurut survei yang dilakukan oleh Jim Citrin di Yahoo! Finance, menyebutkan ada 6 (enam)  Bos IT kalau bangun pagi sudah menjadi rutinitas sehari-hari mereka, siapa mereka adalah Tim Cook (Apple), Steve Jobs (Apple), Padmasree Warrior (Cisco), Tim Armstrong (AOL), Hans Vestberg (Ericsson), dan Marissa Mayer (Yahoo)
v  Dia itu detil dan rinci, jadi buatlah laporan yang spesifik, detil dan serinci mungkin berikan fakta-fakta menarik, kalau perlu tunjukan hasil survey dan penelitian karena Bos Sensing umumnya menyukai fakta dan data Kongkrit.
v  Dia itu transaksional dan suka bicara target.  Atasan Anda sebenarnya tidak peduli betapa sibuknya Anda, sangatlah mudah untuk menjadi sibuk. Yang diharapkan atasan Anda adalah Anda mencapai target harian, mingguan, atau bulanan Anda secara konsisten. Dalam dunia kerja, hasil menjadi hal yang penting – jadi pastikan Anda memperolehnya setiap hari.   Menghadapinya adalah berpikir jernih dan fokus pada prioritas Anda. Jangan buang waktu untuk hal-hal yang tidak penting – fokus pada tujuan utama Anda dan rekan kerja Anda yang dapat diukur
v  Dia itu suka kerja dan cenderung tidak suka diskusi apalagi menggosip. Jadi jangan banyak bicara, kerja aja,  apalagi banyak menggosip. Tidak ada yang lebih cepat tersebar di tempat kerja daripada gosip. Sayangnya, kebanyakan dari kita tidak dibayar untuk gosip, sindiran, politik kantor, berita miring, atau kabar angin. Atasan Anda ingin Anda fokus pada tugas pekerjaan yang menjadi alasan Anda dibayar.
Jadi menolak untuk terlibat dalam gosip kantor. Sampaikan kepada rekan kerja Anda yang suka bergosip bahwa Anda tidak tertarik. Sikap diam dan sedikitnya tanggapan Anda akan berbicara banyak.
v  Dia itu menyukai kecepatan. Jadi jangan lelet. Apapun perintah kerjanya lakukan segera. Supaya bos memperhatikan keberadaan Anda, maka bertindaklah lebih cepat dan gesit, baik dalam bekerja maupun berinisiatif. Dan, jangan lupa bekerjalah berdasarkan skala prioritas.
v  Dia itu menghargai efisiensi. Jangan boros. Hematlah apapun yang bisa dihemat. Perhitungkan sejak awal jumlah biaya yang harus dikeluarkan berikut perincian dan waktu kerja yang diperlukan. Ingat, efisiensi merupakan hal positif yang harus dimasukkan dalam proses kerja Anda. Presentasikan ide-ide berikut daftar anggaran yang diajukan kepada bos.
Keputusan akhir ini tentunya juga didasarkan pada jumlah dana yang tersedia dengan waktu kerja dan hasil akhir proyek yang telah Anda gambarkan dalam proposal. Dan apapun hasilnya, anggaplah keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling bijaksana bagi kedua belah pihak.

2. Prinsip kedua  Bantu si BOS melakukan apa yang jadi kelemahannya. Ingat, BANTU. Bukan memanfaatkan kelemahannya.
v  Lemah dalam melihat visi jangka panjang, maka bantu dia merumuskan visi dan tahapannya. berorientasi pada paradigma bisnis untuk meningkatkan revenue, mampu berpikir besar untuk tujuan yang besar, memperjelas langkah-langkah yang harus diambil.
v  Lemah dalam inovasi, maka beri dia ide-ide terobosan yang tidak terpikirkan sebelumnya.  Ciptakan  inovasi yang harus mempertimbangkan empat hal : why, who, what dan how
v  Kerjanya tidak berpola, sehingga banyak waktu yang terbuang, maka bantu dia temukan pola kerja paling efektif.

No comments:

Post a Comment